Wednesday, January 29, 2014

Kepadamu Yang Aku Rindukan, Jeremy...

Jeremy, apa kabar? Semoga kamu sehat yaa. Jangan pernah jatuh sakit. Karena kalo kamu sakit, nanti aku sedih. Pokoknya, selalu jaga kesehatan kamu yaa :') 

Aah, aku mesti mulai dari mana? Aku bingung. Sebenarnya, banyak pertanyaan dan kata-kata yang ingin aku ungkapkan kepada kamu...

Sungguh, sudah lama kita tidak berbicara terhadap satu sama lain. Hahahaa, rasamu bagaimana? Bahagia? Sedih? Akan kutunggu jawabanmu itu. 
Semenjak aku bersama mantanku, kamu makin lama makin menjauh. Iyaa, aku tau. Dia menyuruhmu untuk menjauhiku. Aku telah mendengar semuanya. Sekarang aku tahu semuanya.
Maafkan aku... Jeremy... 
Karena aku, kamu tersakiti gini. Maafkan aku... 
Jujur, sebenarnya aku menyesal telah menjalini hubungan dengan dia. Aku bodoh, aku tolol. Iyaa, aku berani memanggil diriku begitu karena aku bodoh, ternyata, selama ini, yang selalu mengisi kesepianku adalah kamu, bukan dia. Aku tolol, selama ini, ternyata kamu yang selalu ada buat aku. Aku baru sadar itu. Jeremy, maafkan aku..

Jeremy, masih ingat tidak? Aku pernah bilang, "Jangan cuek sama gue yaa... Gue gasuka dicuekin... Apalagi sama lo..." Masih inget tidak aku pernah bilang itu? Semoga kamu ingat ya... 

Aku bilang itu kepada kamu, sebagai pesan bahwa aku tidak mau kamu jauh dari diriku. Aku tidak mau kamu cuekin aku. Aku tidak mau kamu meninggalkan diriku. Kamu sudah tahu kan? Seharusnya kamu tahu, kamu seharusnya peka. Jeremy, kamu harus peka, mengatakan kata-kata itu, aku juga menahan air mata yang ingin keluar. 
Jeremy, jangan pernah tinggalkan aku. Kamulah satu-satunya laki-laki yang aku mau, bukan yang lain.

Jeremy yang sekarang, bukanlah Jeremy yang dulu. Jem, kamu yang dulu perhatian mana? Kamu yang dulu sering bilang "Hai" setiap kamu jumpa aku? Kamu yang dulu selalu tersenyum melihat aku?" Kamu yang dulu selalu tertawa setiap ada aku disamping kamu?" Itu yang "dulu" semuanya kemana? :') Jeremy, aku kangen dirimu yang dulu. Aku mohon, kembalilah seperti yang dulu. Jeremy... 

Bisakah "kita" kembali seperti yang dulu? Bisakah kita menjalin persahabatan yang begitu mesra lagi seperti dulu?" Bisakah? Bisakah? Apa jawabanmu? 

Jeremy, kau tahu? Rasa rindu ini membunuhku. Iyaa, aku merindukanmu. Apakah kau peduli? Paling tidak. Itu semua terbaca oleh sikap kamu yang cuek seperti bebek. Karena aku terlalu bodoh, aku masih saja rindu sama kamu. Kalo kamu, memang kenyataannya tidak kangen sama aku, gapapa kok. Tapi, aku berdoa, semoga kamu merasakan yang sama.


Most of all, I love you. Yeah. I love you..


Aku sayang sama kamu. Sudah sangat lama aku sayang terhadapmu, bahkan, aku sebenarnya jatuh hati pada kamu terlebih dahulu, bukan mantanku. Aku tidak pernah mencintainya. Aku sangat bodoh bukan? Seharusnya, aku memilih kamu. Bukan dia. Seharusnya aku bersama kamu dari dulu. Bukan dia. 

Jeremy, jawab aku, dari semua yang telah aku bilang diatas, apakah kamu merasakan yang sama? Apakah kau, dalam hati, kesepian tanpa aku? Apakah kau merindukan aku? Apakah kau sayang pada aku? 
Jeremy... Semoga, suatu hari, kamu mampu menjawab semua pertanyaan aku diatas...
Aku akan selalu menunggumu. Selalu... 





Dari perempuan yang merindukan sahabatnya yang sudah lama
 menaruh hati kepadanya, dan berharap, sahabat dia kembali padanya...