Wednesday, January 29, 2014

Admin Akan Pergi Semi-Hiatus :(

Hello para pembaca yang aku cintai dan sayangi, heheheee. Admin kayaknya bakal pergi Semi-Hiatus dulu yaah. Untuk yang ga tau Semi-Hiatus itu apaa, artinya, admin ga bakal nulis cerita selama beberapa bulan, tapi disini ada kata "Semi" nya, jadi Admin ga sepenuhnya off, entar, kadang-kadang, Admin buka blog ini lagi, ngepost cerita lagi, walaupun ga sering.

Admin pergi Semi-Hiatus karna ada alasan juga. Bentar lagi Admin masuk sekolah. Sekarang Admin udah SMA kelas 10. Naah, SMA butuh waktu belajar yang banyak kan? Apalagi sekarang sekolah-sekolah sudah memakai sistem kurikulum 2013 kan? Nah, sekolah Admin juga gitu. Hfft, let me tell you, kurikulum 2013 itu tidak enak dan tidak menyenangkan. 

Naah, jangan pada sedih yaa. Admin janji, Admin bakal kembali lagi buka blog Admin kok. Kan sekalian, lagi Semi-Hiatus, Admin bisa bikin, mikir-mikir bikin cerita baru lagi, iyaa kan? :) Bikin cerita itu ga segamapang yang admin kira>< 
Trus juga, kalo ada sebagian pengalaman dari hidup admin yang baru, entar admin tumpahin semuanya ke blog admin yang ini :)

Dah, intinya, admin Semi-Hiatus dulu. *air mata jatuh* admin bakal merindukan blog ini dan kalian semua *air mata turun deras, rumah mulai banjir..* :""")

Have a good day guys! And Happy Wednesday :) 
I love you all so mucho mucho much! :) 

Kepadamu Yang Aku Rindukan, Jeremy...

Jeremy, apa kabar? Semoga kamu sehat yaa. Jangan pernah jatuh sakit. Karena kalo kamu sakit, nanti aku sedih. Pokoknya, selalu jaga kesehatan kamu yaa :') 

Aah, aku mesti mulai dari mana? Aku bingung. Sebenarnya, banyak pertanyaan dan kata-kata yang ingin aku ungkapkan kepada kamu...

Sungguh, sudah lama kita tidak berbicara terhadap satu sama lain. Hahahaa, rasamu bagaimana? Bahagia? Sedih? Akan kutunggu jawabanmu itu. 
Semenjak aku bersama mantanku, kamu makin lama makin menjauh. Iyaa, aku tau. Dia menyuruhmu untuk menjauhiku. Aku telah mendengar semuanya. Sekarang aku tahu semuanya.
Maafkan aku... Jeremy... 
Karena aku, kamu tersakiti gini. Maafkan aku... 
Jujur, sebenarnya aku menyesal telah menjalini hubungan dengan dia. Aku bodoh, aku tolol. Iyaa, aku berani memanggil diriku begitu karena aku bodoh, ternyata, selama ini, yang selalu mengisi kesepianku adalah kamu, bukan dia. Aku tolol, selama ini, ternyata kamu yang selalu ada buat aku. Aku baru sadar itu. Jeremy, maafkan aku..

Jeremy, masih ingat tidak? Aku pernah bilang, "Jangan cuek sama gue yaa... Gue gasuka dicuekin... Apalagi sama lo..." Masih inget tidak aku pernah bilang itu? Semoga kamu ingat ya... 

Aku bilang itu kepada kamu, sebagai pesan bahwa aku tidak mau kamu jauh dari diriku. Aku tidak mau kamu cuekin aku. Aku tidak mau kamu meninggalkan diriku. Kamu sudah tahu kan? Seharusnya kamu tahu, kamu seharusnya peka. Jeremy, kamu harus peka, mengatakan kata-kata itu, aku juga menahan air mata yang ingin keluar. 
Jeremy, jangan pernah tinggalkan aku. Kamulah satu-satunya laki-laki yang aku mau, bukan yang lain.

Jeremy yang sekarang, bukanlah Jeremy yang dulu. Jem, kamu yang dulu perhatian mana? Kamu yang dulu sering bilang "Hai" setiap kamu jumpa aku? Kamu yang dulu selalu tersenyum melihat aku?" Kamu yang dulu selalu tertawa setiap ada aku disamping kamu?" Itu yang "dulu" semuanya kemana? :') Jeremy, aku kangen dirimu yang dulu. Aku mohon, kembalilah seperti yang dulu. Jeremy... 

Bisakah "kita" kembali seperti yang dulu? Bisakah kita menjalin persahabatan yang begitu mesra lagi seperti dulu?" Bisakah? Bisakah? Apa jawabanmu? 

Jeremy, kau tahu? Rasa rindu ini membunuhku. Iyaa, aku merindukanmu. Apakah kau peduli? Paling tidak. Itu semua terbaca oleh sikap kamu yang cuek seperti bebek. Karena aku terlalu bodoh, aku masih saja rindu sama kamu. Kalo kamu, memang kenyataannya tidak kangen sama aku, gapapa kok. Tapi, aku berdoa, semoga kamu merasakan yang sama.


Most of all, I love you. Yeah. I love you..


Aku sayang sama kamu. Sudah sangat lama aku sayang terhadapmu, bahkan, aku sebenarnya jatuh hati pada kamu terlebih dahulu, bukan mantanku. Aku tidak pernah mencintainya. Aku sangat bodoh bukan? Seharusnya, aku memilih kamu. Bukan dia. Seharusnya aku bersama kamu dari dulu. Bukan dia. 

Jeremy, jawab aku, dari semua yang telah aku bilang diatas, apakah kamu merasakan yang sama? Apakah kau, dalam hati, kesepian tanpa aku? Apakah kau merindukan aku? Apakah kau sayang pada aku? 
Jeremy... Semoga, suatu hari, kamu mampu menjawab semua pertanyaan aku diatas...
Aku akan selalu menunggumu. Selalu... 





Dari perempuan yang merindukan sahabatnya yang sudah lama
 menaruh hati kepadanya, dan berharap, sahabat dia kembali padanya... 

Tuesday, January 28, 2014

Jeremy

Jeremy. Kita awal bertemu, terkesan biasa-biasa saja, tidak spesial. Awal aku berbicara padanya saat aku di kelas, menulis dan mengerjakan Kimia. Sebenarnya, aku tidak duduk didekat dia, bangku aku letaknya jauh dari dia. Iyaa, lagi-lagi 1 baris aku katakan jauh. Aku pindah tempat duduk karena tidak kelihatan, spidol yang digunakan untuk menulis tidak begitu nyata, lagian, tempat dimana Jeremy duduk, sangat sepi, tidak begitu ribut. Jadi, aku pindah. 
Saat aku pindah, awalnya aku tidak mengajak siapa-siapa berbicara. Aku diam. Iyaa, aku ini termasuk manusia pendiam kalau belum begitu kenal sama orang. Tapi, karena mata aku ini rabun, walaupun sudah memakai kacamata, tetap, tulisan dipapan tulis tidak begitu nyata. Jadi, mau tidak mau, aku menanya. 
"Hey, itu tulisannya apa yaa? yang setelah kata, "Supaya oktet lebih satu.."?"
"Ooh itu, itu tanda +, pake buka dan tutup kurung.." Dia menoleh kearahku. 
"Oohoke, makasih yaa.." Aku kembali menulis. 

Tiba-tiba, dia menengok kebelakang. Karena aku melihat dia kebelakang, pandanganku ke mukanya, dia hanya tersenyum lalu kembali menulis. 
Aku bingung, "Ini orang kenapa?" kataku dalam hati. 
Aku lanjut menulis catatan yang berada di papan tulis. Aagh, sumpah, kampret tuh spidol. Kagak nyata, udah mata aku rabun lagi, hft, bikin hidupku rempong saja. 
Mau tak mau, aku memanggil Jeremy, "Jeremy..." 
Dia menengok kebelakang, "Iyaa kenapa?"
"Gue liat buku lu dong, ga keliatan soalnya..." 
"Ohiyaa iyaa, niih..." Dengan baik hati, dia membolehkan aku meminjam buku tulisnya. "Wow, ini anak baik sekali..." Kataku dalam hati. "Aah, minjem bentar yaa.." Aku ucap.
"Iyaa..." Lagi-lagi, dia tersenyum. 

Sumpah, senyum dia itu manis. Dan matanya yang bulet sangat ngegemesin. Aku suka sama cowo yang matanya rada-rada belo gitu hehehe~ :3.
Jeremy itu mukanya...... culun. Aaah, hate to say this, tapi itu memang bener:( Dia mukanya keliatan muda banget, kayak masih SD gitu, tubuhnya tidak begitu tinggi. Pertama kali aku berdiri disampingnya, dia lebih pendek dari aku. Sekarang? Aku sebatas bahu dia. Hfftt, Jeremy~ kamu tumbuh cepat sekali siih~>< 
Lalu, dia kurus. Bukan kurus kerempeng kayak tengkorak, tidak. Iyakali kayak tengkorak. Dia itu kurus, tapi ga kurus-kurus amat. Lalu, rambutnya.... Aaah, rambutnya. Rambutnya lurus, rapih dan berwarna hitam, rambut dia mirip-mirip rambut di iklan shampoo Lifebuoy, iyaa, tapi putih-putihnya agak gelap sedikit. (putih-putih bukan ketombe, okeh?)
Dia itu anak yang pintar, murah senyum, baik hati dan rajin. Dia itu ranking 1 dikelas waktu semester 1 lalu. Dia adalah murid "terpintar" dikelas. Banyak cewe yang ngedeketin, iyaa, termasuk aku. Tapi aku ngedeketin dia bermaksud untuk berteman. 
Dia juga anak yang rajin ibadah. Sholat Dzuhur dan Ashar tidak pernah dia lewatkan. Setiap hari saat istirahat, dia pasti keluar untuk beribadah. Memang anak yang sholeh. :)

Suatu hari, aku bertanya kepada temenku apabila Jeremy mempunyai nomor HP. Dan iyaa, dia punya. Aku meminta temanku untuk mengirim nomor dia lewat SMS. Ga berapa lama, teman ku mengirimnya. Aku copy nomornya, lalu aku ketik SMS buat dia, menanyakan tentang tugas Bahasa Sunda. Lalu, aku paste nomornya, trus klik send. Aku ngecek pulsaku, yaa siapa tau, udah mau habis. Ternyata, benar, pulsa ku tinggal Rp 1000,-. Tanpa basa-basi, aku mengambil duit dari tabunganku lalu bergegas ke warung buat beli pulsa. 
Setelah aku beli pulsa, ada SMS masuk, dan itu dari Jeremy. Aku senang dia membalas SMS ku, yaa itu menandakan kalo dia bukan laki-laki yang cuek. SMS dia berkata, 
"Pulsanya mau habis yaa? soalnya ada yang ilang-ilang -.-" Aaah, damn. Pasti waktu ngirim, sinyalnya lagi jelek. 
Aku balas, "Hah iyaa? Maap yaa, mungkin gara-gara pulsa gue mau habis kali yaa jadinya ilang-ilang gitu..." 
Ngga lama, sekitar 2 menitan, dia bales SMS aku. "Wow, dia cepat membalas SMS..." kataku dalam hati. Dia balas, "Hahaha kenapa yaa orang SMS gue pasti pas pulsanya mau habis? Wkwkwk" 
Itu kita SMS-an sampai jam 10 malam. Aku ketiduran. Tiba-tiba aku ngantuk, ga tau kenapa, trus akhirnya ketiduran deeh. Pagi-pagi aku bangun, aku kaget, aku baru ingat, semalam habis SMS-an bersama Jeremy. Oh My God! Cewe macam apa aku ini? Lagi ditengah SMS-an, dia aku tinggalkan begitu saja. Aku langsung mengambil HP aku dan berminta maaf padanya. "Jeremy, maaf yaa, SMS semalem ga gue bales, gue ketiduran-_-" 
Beberapa jam kemudian, dia bales, "Ohiyaa, ga papa kok :D" 

Semenjak aku tahu nomor dia, kita berdua selalu SMS-an. Dan semenjak itu, aku merasa dekat dengan Jeremy. 
Suatu hari, jam setengah 7, dia SMS aku, "Karen, coba gue tebak, lu tadi pulang ujan-ujanan ya?" 
Iyaa, hari itu, saat pulang sekolah, hujan turun dengan derasnya. Beuuh, pulang sekolah, aku bener-bener basah kuyup. 
Lalu, SMS dia aku bales, "Iyaa Jeremy, gue pulang tuuh bener-bener basah kuyup. Baju gue, rok gue, tas gue, sepatu gue, kerudung gue, kacamata gue, muka gue, basaah semuanya-_- lo kehujanan juga ga?" 
3 menit kemudian, dia bales SMS aku. Inilah yang aku suka dari Jeremy, dia selalu cepat membalas SMS. "Jiahahaa, kasian :p. Engga dong, gua mah udah persiapan dari rumah, bawa jas hujan, plastik ama sandal. Tapi tas gue kemasukan air." 
Dan kita berdua terus SMS-an, dari jam setengah 7 sampai jam 12 malam. Bayangin, jam 12 malam. Jujur, aku belum pernah SMS-an sama cowok sampai larut malam, sama Ayah aja ngga pernah sampe jam segitu...
Itulah masa-masa aku mulai sangat dekat dengan Jeremy, begitupun Jeremy, dia mulai dekat dengan diriku. Setiap malam, pasti dia SMS, kalo tidak dia, terkadang aku mulai duluan. Entah dia SMS aku hanya menanyakan udah ngerjain PR atau belum atau aku lagi ngapain. Duh, cewek mana sih yang ga curiga kalo dia mulai kayak begitu? Yang ada ujung-ujungnya malah suka kan? 

Tidak lama, aku mulai jatuh hati kepada Jeremy. Sosok dia yang selalu bikin aku nyaman saat dia berada disampingku, jangankan disampingku, di SMS, dia selalu membalas, setia menemani sampai larut malam. Gimana tidak jatuh hati? :')


You made me fall hard for you. So I'd say, this is all your fault. :') 




Dari perempuan yang jatuh hati kepadanya, mengharapkan bahwa dia merasakan hal yang sama... Tapi, perempuan itu tahu, bahwa itu semua hanya mimpi yang takkan pernah terkabulkan.

Monday, January 27, 2014

My Last Gaze Of You

Haii, cerita sedikit bolehkan yaa? :')


Hahaha, minggu-minggu ini, aku sering kepikiran dia. Dia itu bernama Daniel. Daniel adalah cowo tinggi, ganteng dan pinter yang telah aku dambakan waktu aku masih di SMP. Tidak hanya aku doang, Daniel juga di gila-gilai oleh cewe lain di SMP, karena sosoknya yang tampan dan pintar, baik hati pula. 
Aku memang tidak dekat dengan dia. Aku bahkan jarang berbicara dengannya, karena aku malu, dan status ku sebagai murid baru dikelas 8 membuat aku kurang PD untuk bergaul. 
Selama aku suka dengannya, aku hanya bisa mengamati dia dari kejauhan, menahan rasa cemburu saat dia tertawa dengan cewe lain. Hft, andaikan aku mereka, bisa membuat dia tertawa :')

Saat menginjak kelas 9, kita pisah kelas. Aku ke 9B, sedangkan dia ke 9D, dan letak kelasnya jauh... Iya satu lantai keatas aku bilang jauh, bayangin perjuangan untuk naik keatas melalui tangga (haha lebay...). Semenjak kelas 9, aku udah jarang melihat dia. Sangat jarang, dan pada saat itu, aku telah memegang niat untuk move-on. 
Dan, move-on aku berhasil.

Hari-hari dimana aku secara tidak sengaja bertemu dengannya, hatiku biasa saja. Tidak berdetak kencang. Saat dia melihatku, aku hanya bisa memalingkan muka, berusaha cuek. Walaupun terasa berat dihati, tapi itu aku lakukan anyways...
Semester 1 berlalu, semester 2 berlalu.
Hari perpisahan.

Perpisahan angkatan di adakan di Hotel Seruni, Bogor. Aku ikut dalam perpisahan angkatanku. Kita menginap di Hotel Seruni selama 2 hari dan 1 malam. Aku sekamar dengan teman-teman dekatku, Solace dan Lala. 

Waktu yang menjadi favoritku selama berada dihotel adalah Malam. Iyaa, malam itu, angkatanku mengadakan Prom Night. Pikiranku langsung, "Prom Night? Prom Night? Kita mesti berdansa gitu?".
Pesta diadakan jam setengah 6 (kalo tidak salah...). Aku sudah memakai gaun yang telah diberikan oleh ibuku. Gaunnya berwarna kuning pucat.

Setelah selesai bermake-up, aku dan teman-temanku kebawah. Jangankan dibawah, dari atas, semenjak keluar dari kamar, suara-suara dari bawah udah kedengaran. Jujur, aku kurang merasa percaya diri. Saat menuruni tangga, disitulah, hatiku berdegup tidak seperti biasanya... Iya, aku melihat dia. Daniel. Dan dia juga melirik keatas, entah melihat kearahku atau teman-temanku. Dia kelihatan dewasa sekali, memakai jas warna hitam, dan celana panjang hitam. Jujur, aku lebih suka melihat cowo memakai jas. Daniel sangat tampan malam itu, bagaikan pangeran. Aku perhatikan rambutnya, selalu rapi, tapi aku berpikir, "apakah dia menghabiskan waktu berjam-jam didepan cermin untuk merapikan rambutnya?" 

Sudahlaah... Berhenti memikirkan dia....

Sesaat tiba di pesta, semuanya sudah pada mengumpul. Aku dan temanku, Solace dan Lala, bergegas mencari tempat duduk. Ditengah keramaian, sangat susah untuk mencarinya, tapi akhirnya ketemu juga. Tetapi Lala duduk ditempat yang sedikit jauh dari aku dan Solace.

Dan disitulah, aku mulai merasa sedikit aneh. Jauh dari mejaku, aku melihat Daniel dan teman-teman sedang bertawa-tawa. Bukannya aku sengaja melihat, tapi jika aku menghadap kemeja, tempat yang dia duduki kelihatan. Apa-apaan ini? 
Hft, mungkin hanya sebuah kebetulan... Mungkin ia tidak tahu...

Prom Night malam itu seru, ada Stand Up Comedy-nya, dan yang menjadi pelawaknya adalah Jack. Jack juga salah satu cowo yang lumayan terkenal di angkatanku. Dia itu orangnya lawak, berambut keriting dan sedikit gemuk. Dia juga sekelas dengan Daniel dan dia juga teman dekatnya. 

Saat Stand Up Comedy show berlangsung, kita semua tertawa, akupun juga. Walau sebenarnya, didalam, aku sedikit galau. 
Aku tidak tahu kenapa, aku menengok kearah Daniel. Untung dia sedang sibuk tertawa, jadi dia tidak tahu jika ada orang yang melihatnya. Aku tersenyum kecil, lalu pandanganku balik lagi ke Jack.
Stand Up Comedy show masih berlangsung, atmosfer di aula malam itu begitu hangat penuh tawa. Memang, Jack sangat pandai melawak, bahkan dia sepertinya tidak pernah kehabisan jokes. 
Saat aku tertawa, aku merasa dilihatin. Entah oleh siapa... Awalnya aku cuek. Tapi, ujung-ujungnya menggangu dan itu membuatku risih. Jadi, aku pelan-pelan mengamati orang-orang disekitar. Dan, mataku berakhir pada dia lagi, Daniel. Entah, aku merasa dia melihatku juga, tapi dia sangat cepat memalingkan muka. Atau, mungkin, ini hanya feeling saja???
Jack membuat satu lelucon lagi, dan aku tertawa. Saat tertawa, aku menutup mataku, tapi aku buka sedikit agar aku bisa melihat Daniel. Daan......... Jreng! 
Ketahuan.
Benar, dia memperhatikanku diam-diam. Hah, What did I just said? 
Dasar.

Malam itu, adalah malam yang tak akan pernah aku lupakan. Jam sudah menunjukkan jam 12:30. Jam setengah satu malam. Tetapi Prom Night belum selesai, jam segitu, masih ada indoor konser. Semuanya kedepan dan bergabung didepan panggung untuk berpesta. Tidak semua sih, ada beberapa orang yang masih terpaku duduk dikursi mereka, termasuk aku dan Solace. Aku tidak ikut berpesta karena aku memakai gaun panjang, jadi susah. 

Selama konser, aku hanya memperhatikan Daniel. He was having so much fun with his friends. Aku hanya bisa tersenyum dan ketawa sendiri saat dia bergila-gila dengan temannya. Jujur, aku juga merasakan yang sama dihati. Bahagia. Kalo dia bahagia, kenapa aku ngga? 
1 jam berlalu, 2 jam berlalu, dan Prom Night akhirnya selesai. Jujur, aku tidak ingin Prom Night ini selesai, aku ingin Prom Night ini terus berlanjut dan lanjut. Tapi, masa iyaa, Prom Night berjalan selamanya? Konser diakhiri dengan lagu Bruno Mars - Locked out Of Heaven. Mereka yang berpesta didepan panggung, pada keringatan semua, apalagi cowo-cowonya, mereka habis partying really hard, Daniel juga penuh keringat, tapi itu membuat dia semakin ganteng dan sexy (Aaah, pada waktu itu, aku benar-benar ngefly ke langit tujuh...)
Saat dia berputar badan, mata dia tiba-tiba ke arah aku, aku pun kaget, dan terkejut, dan malu, yang ada dipikiranku adalah, "Oh My God, dia melihatku... This is impossible...." Aku benar-benar yakin, dia melihat ke arah aku...... atau, ini hanya karena kegeeran aku lagi?... Oh God, semoga pada waktu itu, dia benar-benar melihat aku :'(

Esok paginya....


Hari kedua di Hotel Seruni, juga hari terakhir kita menginap. Oh God, why does time go fast? Kenapa waktu jalan begitu cepat? Karena hari terakhir di hotel, juga hari terakhir aku melihat dia :'(

Pagi menjelang siang itu, semuanya sudah pada siap. Tas dan koper sudah tertata rapi di depan pintu kamar aku inap. Sebelum aku meninggalkan kamar, aku ngecek jika aku ketinggalan sesuatu. Saat aku yakin aku tidak meninggalkan sesuatu, aku menutup pintunya dan aku kunci. Aku mengambil backpack aku dan aku selempangkan ke bahu, dan aku bergegas turun kebawah untuk bergabung dengan yang lain. 
Tidak lama, saat guru olahragaku mengatakan kepada semua murid bahwa bus sudah siap untuk berangkat, kita semua keluar. 1 bus, 1 kelas. Jadi, ada 4 bus. Aku dan Solace jalan bareng ke bus kita, Bus no. 2. Lala tidak ikut dengan kita, Lala berada dikelas 9C, jadi dia Bus no. 3. 
Pada waktu yang sangat ribet itu, aku berusaha untuk mencari Daniel. Aku ingin melihat dia untuk ke terakhir kalinya. Jika ini adalah pandangan yang terakhir, aku ingin melihat dia, walau hanya 1 detik saja.  Untuk ke terakhir kalinya...
Aku sudah capai didepan pintu bus, dan aku masih belum melihat Daniel. "Kemana dia?" Pikir aku, "Apa, jangan-jangan, dia sudah masuk kedalam bus dia yaa?" Hfftt....
Sebelum aku menginjak kaki ku kedalam bus, tiba-tiba, aku melihatnya, Daniel, dia sedang berjalan santai dengan Jack. Tertawa, pasti karena leluconnya. Hahahaa... Syukurlaah, dia bahagia. Karena kalo dia bahagia, pasti aku bahagia :'). Aku menunggu dia untuk naik ke busnya, dan saat dia sudah naik, aku pun ikut naik. Dan itulah, pandangan terakhir aku, terakhir aku melihat dia :'). 
Tidak lama kemudian, bus berangkat, meninggalkan Hotel Seruni, hotel yang penuh kenangan bagiku. Dan kenangan-kenangan itu, akan selalu berada dipikiranku, tak akan pernah aku lupakan. 
Dan aku tak akan pernah melupakan dia.
Aku berharap, semoga kita bisa bertemu lagi, lebih dekat lagi... :') Aamiin ...







Dari seseorang yang telah menyimpan rasa ini sejak lama dan berharap bisa bertemu lagi dengannya...